TUGAS
PENILAIAN
STATUS GIZI
HUBUNGAN
PENYAKIT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI DENGAN STATUS GIZI
oleh :
AULIA RAHMI
142110122
KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES
PADANG
2015
1.
Penyakit gizi lebih, contohnya :
obesitas yang berkembang menjadi diabetes mellitus, jantung koroner, dll.
2.
Penyakit kurang gizi, penyakit
defisiensi komplek, contohnya :
·
Kwarshiorkhor (yang disebabkan karena
kekurangan kalori dan protein.)
·
Marasmus (yang disebabkan karena
kekurangan kalori)
Beberapa
Jenis Penyakit
Penyakit-penyakit
atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi
dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia,
antara lain sebagai berikut :
1. Penyakit
Kurang Kalori dan Protein (KEP)
Penyakit
ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat
dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit
energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita
dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa,. Hal ini juga
di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi
defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit
ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a.
KEP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
b.
KEP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
c.
KEP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan
menurut standar Harvard.
Jenis
KEP di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1.
Kwarshiorkor
Etiologi
Kekurangan
protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau
busung lapar. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake
protein yang berlansung kronis.
Epidemiologi
Kasus
ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan
tingkat pendidikan yang rendah.
Tanda-tanda
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
·
Gagal untuk menambah berat badan
·
wajah membulat dan sembap
·
Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
·
Pertumbuhan linear terhenti
·
Endema general (muka sembab, punggung
kaki, dan perut yang membuncit).
·
Diare yang tidak membaik
·
Dermatitis perubahan pigmen kulit
·
Perubahan warna rambut yang menjadi
kemerahan dan mudah dicabut
·
Penurunan masa otot
·
Perubahan mentak seperti lathergia,
iritabilitas dan apatis yang terjadi
·
Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal,
dan anemia
·
Pada keadaan akhir (final stage)
dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan kematian.
Cara
mengatasi kwarshiorkor
Dalam
mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan
bergizi secara bertahap.
2.
Marasmus
Tanda-tanda
yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
·
Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus
kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
·
Wajahnya seperti orang tua
·
Kulit keriput,
·
pantat kosong, paha kosong,
·
tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala
marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu,
apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan
kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3.
Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran
dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak
yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya
odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan
kusam serta otot menjadi lemah.
2.3.3
Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit
ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi,
yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau
pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk
lemak.
Pada
keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu
diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang
dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15%
dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Bila
masukan energi (suapan makanan) sama dengan pengeluaran energi untuk
metabolisme basal dan kegiatan fisik berat badan akan tetap konstan. Bila
masukan energi lebih besar daripada pengeluaran, kelibahan makanan akan diubah
menjadi lemak dan mengakibatkan kegemukan. Patokan umum, orang dikatakan
kegemukan bila bila berat badannya 10% lebih tinggi dari berat standart/ideal.
Pada
orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja
lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada
umumnya lebih cepat gerah, capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat
kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya
cenderung menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes
melitus. (Anonymous,2008)
Faktor
yang menyebabkan terjadinya penyakit obesitas antara lain sebagai berikut :
1.
Keturanan, Stuktur dan tipe tubuh
cenderung menurun orang tua gemuk sering mempunyai anak-anak yang gemuk, tetapi
dapat diperolehkan bahwa ini lebih disebabkan oleh kebiasaan makanan daripada
oleh sifat yang diturunkan.
2.
Kurangnya Kegiatan Fisik, kegemukan
jarang dijumpai pada orang yang menjalani kehidupan aktif dan mempunyai
pekerjaan yang melibatkan kerja fisik berat. Pada orang yang tidak aktif, pusat
nafsu makan di hipotalamus cenderung berfungsi pada tingkat yang rendah dan
keseimbangan yang normal antara masukan dan pengeluaran energi tidak lagi
dipertahankan, ini mengakibatkan lebih besarnya suapan makanan daripada yang
dibutuhkan.
3.
Kebiasaan makanan, Orang yang sering
makan melebihi kebutuhannya, ini berlaku terutama untuk makanan kaya akan gula
yang sangat lezat, seperti coklat. dan es krim yang mempunyai nilai energi
tinggi. Kebiasaan makan pada awal kehidupan mempunyai dampak pada berat badan
sewaktu dewasa, bila suapan makanan bagi bayi dan anak-anak kecil melebihi
kebutuhan jumlah sel-sel jaringan lemak akan meningkatkan untuk menyimpan
kelebihan lemak. Faktor Psikologis, Orang dengan permasalah
psikologis/emosional cenderung menemukan pelipur lara dalam makana yang dan
sering makanan berlebihan.
4.
Faktor Endokrin, Banyak orang gemuk
menyalahkan kelenjar mereka. Padahal, kelainan endokrin jarang menyebabkan
kegemukan. Adakala kegemukan diakibatkan oleh produksi hormon yang cacat oleh
tiroid, pituitari atau kelenjar kelamin. Kegemukan lebih disebabkan oleh
kelainan hipotalamus, yang pada gilirannya akan mempergaruhi fungsi kelenjar
endokrin.
Penyembuhan
Pengobatan
obesitas dapat dilakukan dengan cara :
·
Diet dengan cara puasa, diet rendah
kalori
·
latihan fisik, dapat menurunkan berat
badan dan dibatasi dengan pembatasan masukan kalori.
·
Pembedahan
·
Farmakologi